PERBEDAAN HASIL PENGELASAN KAMPUH V PADA POSISI 2G DAN 3G DENGAN MENGGUNAKAN UJI TARIK PADA PENGELASAN SMAW BAJA SS 400
Abstract
Kekuatan dari sambungan pengelasan dipengaruhi beberapa faktor salah satunya ialah posisi pengelasan. Posisi pengelasan memiliki fungsi yaitu pengaturan posisi atau letak gerakan elektroda las, tetapi setiap posisi pengelasan digunakan bergantung pada benda kerja yang akan dilas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh posisi pengelasan terhadap sambungan las Shield Metal Arc Welding. Metode yang dipakai pada penelitian ini ialah metode eksperimen. Penelitian ini sambungan kampuh V digunakan dalam penelitian ini dengan ayunan zig - zag. Spesimen.yang dipakai ialah SS 400 dengan tebal 8 mm dan elektroda yang digunakan E7018 dengan diameter 3,2 mm. Arus yang dipakai ialah 100 A untuk pengelasan capping dan filler, pembuatan root 65 A. Hasil dari penilitian ini ialah spesimen kontrol memiliki rata-rata tegangan 272,2N/Mm2, regangan 337,6%, modulus elastisitas 7,22KN/Mm2, baja dengan posisi 2G memiliki hasil 286,9N/Mm2, 34,3%, 8,33KN/Mm2, posisi 277,9N/Mm2, 34,6%, 8 Kn/mm2,. Kesimpulan dalam penilitian ini adalah Proses pengelasan menggunakan posisi pengelasan 2G, 3G dan elektroda E7018 dengan diameter 3,2 mm akan mempengaruhi kekuatan tarik hasil pengelasan baja karbon rendah. Spesimen yang mendapatkan perlakuan pengelasan memiliki kekuatan tarik yang merata. Hal ini menandakan bahwa posisi pengelasan yang paling sesuai untuk proses pengelasan plat dengan ketebalan material 8 mm adalah dengan menggunakan posisi 2G.